Penetapan
Kadar Khrom Dalam Kalium Dikromat
DASAR
Khaliumkhromat yang berwarna
kuning dengan asam sulfat menjadi kaliumdikhromat yang berwarna sindur. Khrom
yang bermartabat (VI) ini direduksikan menjadi khrom (III) berwarna hijau.
Kemudian diendapkan dengan amonia sebagai khrom(III)hidroksida yang berwarna
hijau kebirubiruan dan setelah dipijarkan akan menjadi khrom(III)oksida
berwarna hijau.
REAKSI
- 2K2CrO4
+ H2SO4 → K2SO4 + K2Cr2O7
+ H2O
kuning
sindur
- K2Cr2O7 + H2SO4 → H2Cr2O7
+ K2SO4
- H2Cr2O7
→ 2CrO3 + H2O
- 2CrO3
+ 3Na2SO3 → Cr2O3 + 3Na2SO4
- Cr2O3
+ 3H2SO4 → Cr2(SO4)3
+ 3H2O
- Cr2(SO4)3
+ NH4OH → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
- 2Cr(OH)3 → Cr2O3
+ 3H2O
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
-
Neraca analitik
-
Kaca arloji
-
Piala gelas 400 ml
-
Piala gelas 800 ml
-
Tutup kaca besar
-
Pengaduk
-
Policemen
-
Labu Semprot
-
Corong
- Desikator
- Masker/Tanur
- Oven
- Rak tabung reaksi
- Cawan Porselin
- Segitiga Porselin
- Kassa asbes
- Kaki Tiga
- Penyangga corong
- Teklu
- Kertas saring no.41
BAHAN :
Sampel : Kalium Khromat (K2Cr2O4)
Peraksi :
• H2SO4
4N
• Hablur
Na2so3
• NH4OH
2%
• BaCl 0,5 N
• Air suling
CARA KERJA :
- Sampel K2CrO4
ditimbang ± 0,2 gram.
- Dilarutkan dengan ± 25 ml air suling
ke dalam piala gelas 400 ml.
- Dibubuhi ± 2 ml H2SO4.
- Ditambahkan 0,5 gram hablur Na2SO3
sebagai pereduksi.
- Larutan dididihkan sampai berwarna
hijau.
- Diencerkan dengan air suling sampai
hingga ± 100 ml.
- Larutan dididihkan kembali.
- Diendapkan dengan NH4OH 2N
sampai terecium bau amonia.
- Larutan dididihkan kembali untuk
menghilangkan kelebihan amoniak.
- Endapan disaring dengan kertas saring
no. 41 dan dicuci dengan air panans hingga bebas sulfat (SO42-)
.
- Endapan dikeringkan, diperarang, dipijarkan, didinginkan di desikator dan
ditimbang.
- Proses pada no. 11 dilakukan berulang
kali hingga bobot tetap(Cr2O3).
PERHITUNGAN
bobot sampel
Fk = 2Cr
Cr2O3
PEMBAHASAN
Khrom dapat
bermartabat (III) dan (VI). Garam –garam khrom mempunyai larutan yang berwarna
hijau, sedangkan garam – garam khrom larutannya berwarna kuning sindur. Bila
sampel dari khrom (VI) maka harus direduksikan dengan Na2SO3,
NaNO3, atau KNO3 menjadi khrom (III) baru kemudian
diendapkan menjadi khrom (III) hidroksida. Hal tersebut dikarenakan khrom (III)
mempunyai ion logam yang berfungsi sebagai kation sedangkan khrom (VI)
merupakan sisa asam yang berfungsi sebagai anion.
NH4OH
berfungsi sebagai pengendap, dengan reaksi :
Cr2(SO4)3
+ 6NH4OH → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
Karena krom bersifat amfoter, ia tidak dapat diendapkan dengan basa kuat
juga bukan NH4OH berlebih karena akan membentuk garam rangkai [Cr(NH3)6]3+
yang larut.
H2SO4
berfungsi untuk mengasamkan lingkungan, mempercepat reduksi, dan mendapatkan
larutan sempurna, serta mencegah mengendapnya anatal-analat lain selain Cr(OH)3.
Padatan Na2SO3 berguna untuk mereduksikan Krom (VI)
menjadi Krom (III) agar bisa diendapkan sebagai kation.
Tujuan dilakukannya pendidihan kembali setelah pengenceran hingga 100 ml
adalah agar prses pereduksian lebih sempurna.
Penambahan Na2SO3 berfungsi sebagai pereduksi, maksudnya yaitu
Krom pada waktu sebelum direduksikan berlaku sebagai sisa asam dan supaya harus
bisa diendapkan harus diubah kedalam logamnya. Analat hanya bisa diendapkan
sebagai logamnya dan tidak bisa diendapkan sebagai sisa asamnya. Krom pada Krom
(VI) merupakan ion sisa asam yang berfungsi sebagai anion. Krom bersifat
amfoter, pada kelebihan amonia dapat membentuk garam rangkai yang larut.
Cr2(SO4)3
+ 6NH4OH (berlebih) → 2Cr(OH)3 + 3(NH4)2SO4
Cr(OH)3 + NH4OH → [Cr(NH3)6](OH)3
Sedangkan apabila pengendapan dengan basa kuat, Cr(OH)3 akan
membentuk asam yang larut .
Cr2(SO4)3
+ NaOH → 2Cr(OH)3 + 3Na2SO4
Pada pH > 8 => Cr(OH)3 →
H3CrO3
H3CrO3 +
3NaOH → Na2CrO3 + 3H2O
Tanda pereduksi telah
sempurna yaitu larutan akan berwarna hijau. Apabila peredusian belum sempurna
maka harus ditambah kembali Na2SO3. Endapan yang
terbentuk berwarna hijau yang berupa selai, maka endapan disaing dengan kertas
saring no 41.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar